A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mempelajari tahap permbentukan organ pada berbagai umur embrio ayam.
2.
Untuk
mempelajari lapisan embrional yang membentuk bakal organ.
B. Dasar Teori
Embrio
adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal
dari perkembangan. Dalam organisme yang berkembang biak secara seksual, ketika
satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot yang memiliki seluruh DNA dari
kedua orang tuanya. Dalam tumbuhan, hewan, dan beberapa protista, zigot akan
mulai membelah oleh mitosis untuk menghasilkan organisme multiselular. Hasil
dari proses ini disebut embrio (Hardi, 1993).
Perkembangan embrio ayam adalah perkembangan terjadi di luar tubuh induknya. Selama
berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa
kuning telur, albumen, dankerabang telur. Itulah sebabya telur unggas selalu
relatif besar. Perkembangan embrio ayam tidak dapat seluruhnya dilihat, dengan
mata telanjang, melainkan perlu bantuan alat khusus seperti mikroskop atau kaca
pembesar (Adnan, 2008).
Layaknya
seorang bayi dalam perut ibunya, embrio anak ayam dalam telur juga mengalami
perkembangan yang signifikan dari hari ke hari. Embrio di dalam telur sebagai
awal mula kehidupan seekor anak ayam ternyata memiliki keunikan
pertumbuhan di dalamnya. Secara umum embrio telur ayam mengalami perkembangan
dari hari ke hari yang dimulai dengan asal mula lempengan embrio pada tahap blastodermal. Pada hari pertama ini
Nampak ada rongga segmentasi yang berada di bawah area pelusida, terdapat cincin yang berwarna lebih gelap dari
sekitarnya. Hari ke dua jalur pertama pada pusat blastoderm mulai muncul,
membran vitelum mulai muncul yang merupakan organ yang berperan dalam penutrisi
makanan embrio. Hari ketiga embrio telah berada disisi kiri dan mulai muncul
system peredaran darah, struktur jantung sudah mulai nampak berdenyut. Hari
keempat rongga amniotik mulai berkembang mengelilingi embrio yang berisi cairan
amniotik yang berfungsi untuk melindungi embrio dan memperbolehkan embrio
bergerak. Nampak pula tunas-tunas anggota badan yang akan berkembang seperti
tunas anggota badan bagian depan dan tunas badan bagian belakang. Hari kelima,
embrio mengalami peningkatan ukuran dan mulai membentuk huruf C dengan kata
lain calon bakal kepala bergerak mendekati ekor (Kimball, 1992).
Ada tiga fase perkembangan yolk,
yaitu fase cepat antara 4-7 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari
sebelum ovulasi, serta pada 1-2 hari sebelum ovulasi. Akibat perkembangan cepat
tersebut maka akan terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan kadar xantofil
dan karotenoid pada pakan yang
dibelah oleh latebra yang menghubungkan antara inti yolk dan diskus germinalis.
Folikel dikelilingi oleh pembuluh darah, kecuali pada bagian stigma. Apabila
ovum masak, stigma akan robek sehingga terjadi ovulasi. Robeknya stigma ini
dikontrol oleh hormon LH. Melalui pembuluh darah ini, ovarium mendapat suplai
makanan dari aorta dorsalis. (Latifa, 2013).
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan lanjut embrio telur ayam yaitu: Suhu lingkungan, intensitas cahaya, medium, jarak lampu terhadap embrio (Admin, 2010).
C. Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya percobaan ini adalah :
Hari/
tanggal : Kamis/ 23 Mei 2013
Pukul : 08.00 – 10.00 WITA
Tempat : Laboratorium Genetika
Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
Samata-Gowa.
D. Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah alat
tulis menulis, cawan petri, pinset, inkubator, dan pipet.
2.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah telur
ayam kampong 2 biji, yang diinkubasi 24, 48, dan 72 jam serta NaCl fisiologis.
E. Cara Kerja
Adapun cara kerja
pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a.
Memilih
telur yang baik yang berasal dari telur ayam kampung yang telah dibuahi, lalu
menginkubasi selama 24, 48, dan 72 jam dengan cara meletakkan telur ke dalam
inkubator.
b.
Memecahkan
telur yang telah diinkubasi dan menuang pada cawan petri.
c.
Mengamati
bagian embrio:
1.
Telur
ayam yang diinkubasi selama 24 jam: area embrional, area pellucida, area opaka
vaskulosa, lipatan kepala, proamnion,
lipatan neural, usus depan, portal usus depan, somit, dan daerah primitiv.
2.
Telur
ayam yang diinkubasi selama 48 jam: telensefalon,
diensefalon, rombensefalon, mesenfalon,
mielensefalon, vesikula optik, vesikula
otak, usus depan, sinus spenosus,
celah visceral, atrium, ventrikel, somit, batas amnion, tunas ekor, dan sisa daerah primitiv.
3.
Telur
ayam yang diinkubasi selama 72 jam: telensefalon,
epiphisis, vesikula optik dan lensa mata, cawan optik, celah visceral, atrium, ventrikel, tunas
ekor, somit, dan sinus venosus.
F. Hasil Pengamatan
1.
24 Jam
a.
Telur A
Keterangan :
1.
Kuning
telur (Yolk)
2.
Albumin
luar
3.
Albumin
dalam
4.
Kalaza
b.
Telur B
Keterangan :
1.
Kuning
telur (Yolk)
2.
Albumin
luar
3.
Albumin
dalam
4.
Kalaza
2.
48 Jam
a.
Telur A
Keterangan :
1.
Kuning
telur (Yolk)
2.
Albumin
luar
3.
Albumin
dalam
4.
Kalaza
b.
Telur B
Keterangan :
1.
Pembuluh
darah
2.
Kuning
telur (Yolk)
3.
Albumin luar
4.
Albumin
dalam
5.
Kalaza
3.
72 Jam
a.
Telur A
Keterangan :
1.
Pembuluh darah
2.
Jantung
3.
Albumin
telur
4.
Kuning
telur (Yolk)
5.
Kalaza
b. Telur B
Keterangan
:
1.
Pembuluh
darah
2.
Jantung
3.
Albumin
telur
4.
Kuning telur (Yolk)
5.
Kalaza
G. Pembahasan
Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah pertumbuhan dan
perkembangan selama masa embrio.
Pertumbuhan dan perkembangan masa embrio melalui suatu tahap tertentu yang
sistematik danteratur. Pertumbuhan dan perkembangan embrionik diawali dengan
pertemuan sel telur (ovum) dengansperma sehingga menghasilkan sebuah sel
yang disebut zigot. Zigot selanjutnya mengalami masapertumbuhan dan perkembangan
melalui tahap-tahap yaitu pembelahan zigot, gastrulasi dan organogenesis. Adapun hasil pengamatan dari praktikum
ini yang menggunakan sampel telur ayam kampung selama inkubasi 24, 48, dan 72
jam adalah sebagai berikut:
a.
Telur ayam diinkubasi selama 24 jam
Pada embrio inkubasi 24 jam, organ yang dapat
diamati adalah hanya kuning telur. Belum ada organ yang dapat diamati dengan
jelas bahkan tidak ada sama sekali perubahan. Dikarenakan beberapa faktor yaitu
suhu yang kurang mendukung, seharusnya suhu yang digunakan dalam proses
incubator adalah berkisar 33-30C. Embrio pada umur 24 jam tidak
berhasil. Sebagai pembanding antara hasil pengamatan dengan teori.
Inkubasi
selama 24 jam dapat dibedakan antara daerah intra embrional dengan daerah ekstraembrional. Epiblast bagian tengah yang lebih terang disebut area pelusida, bagian tepi yang lebih gelap
disebut daerah opaca. Daerah intra
embrional yakni terdiri dari daerah pellusida
dan daerah opaka. Daerah kepala akan
mengalami perkembangan yang cepat, namun karena adanya daerah batas pertumbuhan
(zone over growth), terjadi lipatan
kepala (head fold), mula-mula ke
ventral. Setelah ke ventral daerah agak terangkat melipat ke posterior. Pada
hasil pengamatan ini organ yang dapat terlihat inkubasi 24 jam adalah kuning
telur (yolk), albumin luar, albumin
dalam, kalaza.
b.
Telur diinkubasi selama 48 jam
Embrio ayam umur inkubasi 48 jam, kepala embrio
mengalami pelekukan (chepalic flexure)
sehingga mesenchepalon tampak di sebelah dorsal dan prosenchepalon dan rhombenchepalon
tampak sejajar. Badan embrio memutar sepanjang sumbunya sehingga sehingga
bagian kiri menjadi kunir dibagian atas sedangkan pandangan dari dorsal
tampak kepala bagian kanan;badan bagian posterior masih menunjukkan bagian
dorsal (tampak sebelah atas). Bagian badan sebelah tengah telah menunjukkan
adanya lipatan lateral (lateral body fold)
sedangkan di daerah ekor telah terjadi pula tail
fold (lipatan yang akan menyelubungi daerah ekor). Lama-kelamaan, seluruh
bagian badan embrio berada dalam selubung amnion,
setelah semua lipatan-lipatan bertemu. Pada akhir perkembangan embrio ayam umur
48 jam , terbentuk dua membran ekstra embrional yaitu amnion dan khorion. Pada hasil pengamatan inkubasi
48 jam organ yang terdapat adalah kuning telur (yolk), albumin luar, albumin dalam, kalaza.
c.
Telur diinkubasi selama 72 jam
Embrio mengalami
pelekukan servikal sehingga daerah rhombencephalon
berada di sebelah dorsal dan telencephalon
mendekati perkembangan jantung. Di daerah setinggi AIP terjadi penebalan
mesoderm yang akan berkembang menjadi upper limb bud, atau wing bud, merupakan primordia sayap. Sedangkan di daerah kauda
dibentuk lower limb bud yaitu
primordia kaki. Dua pasang yang pertama menunjukkan adanya sobekan pada
sebagian closing plate. Selanjutnya evaginasi ventral usus depan berikutnya
membentuk primordia hepar kranial. Esophagus merupakan tabung yang pendek,
terletak disebelah belakang primordia
paru-paru. Kemudian usus depan membuka dinding dorsal setinggi divertikulum hepar bagian kaudal dan
terjadi penebalan yang akan membentuk primordia dorsal pankreas. Usus belakang
mengalami divertikulum ventral
membentuk kantong allantois. Tepat
disebelah kaudal allantois ektoderm
dan entoderm bersatu membentuk
membran kloaka yang kalau pecah akan membentuk anus. Pada pengamatan ini organ yang terdapat pada inkubasi 72 jam adalah
pembuluh darah, jantung, albumin telur kuning telur (yolk), kalaza. Adapun
perbedaan dari ketiga inkubasi telur ayam kampung ini adalah, pada inkubasi 24
jam belum terdapat pembuluh darah, sedangkan pada inkubasi 48 jam belum
terlihat organ jantung pada telur hanya pembuluh dara, sedangkan pada inkubasi
72 jam sudah terlihat pembuluh darah dan jantung.
H. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari praktikum ini adalah
1. Pada usia 24 jam telur yang telah diinkubasi maka dapat dibedakan antara
daerah intra embrional dengan daerah ekstra embrional.
Pada usia 48 jam telur yang telah diinkubasi maka kepala embrio mengalami pelekukan (chepalic flexure) sehingga mesenchepalon tampak di sebelah dorsal
dan prosenchepalon dan rhombenchepalon tampak sejajar. Pada usia 72 jam telur yang diinkubasi maka embrio mengalami
pelekukan servikal, sehingga daerah rhombesenfalon berada di sebelah dorsal
dan telensephalon mendekati
perkembangan jantung. Lipatan kepala makin berkembang ke arah posterior.
2. Lapisan embrional
yang membentuk bakal organ terdiri atas tiga yakni ektoderm: epidermis, kulit dan turunannya, kornea dan lensa mata, sistem saraf, reseptor indera pada epidermis, medula
adrenal, dan rektum. Mesoderm: notokord, sistem rangka, sistem otot, sistem sirkulasi, ekskresi, dermis kulit, sistem
reproduksi kecuali sel-sel germinal, loimfatik,
dan korteks adrenal. Dan endoderm: endotelium,
hati, lapisan uretra, dan sistem
reproduksi.
Daftar Pustaka
Adnan. Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi
FMIPA UNM, 2008.
Admin,
Ludi, dkk. Pengetesan Fertilisasi Telur.
Jakarta: Gramedia, 2010.
Hardi
Susilo,. Dkk, Struktur dan Perkembangan Hewan, Fakultas Biologi UGM,
Yogyakarta, 1993.
Kimball, john W.(1992). BIOLOGI edisi ke-5 jilid 2. Penerbit
Erlangga : Jakarta, 1992.
Latifa, 2009. Blog Latifa. Perkembangan Embrio Ayam. http://latifa.blogspot. com. (2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar